Untuk
sahabat Kabar dari seberang yang
tertarik dan penasaran dengan cerita Serat
Menak, kali ini admin memposting ringkasan cerita dari masing-masing judul
yang telah admin posting sebelumnya. Barangkali ada di antara pembaca yang tertarik
jadi dalang Wayang Menak, ringkasan cerita-cerita berikut bisa sekedar dijadikan
acuan.
O ya, jangan lupa berdecak kagum dengan piawainya pujangga-pujangga lama kita bermain dengan imajinasi mereka.
Selamat menikmati!
1.Menak Sarehas
Sarehas raja
Medayin, karena ingin memperoleh kesaktian ia bertapa di dasar laut. Karena ketekunannya,
datang Nabi Kilir menemuinya dan menganugerahi kulit kayu yang berkhasiat dapat
menjadikan orang bijaksana dan mengerti segala bahasa makluk hidup. Oleh Prabu
Sarehas, kulit kayu tersebut diberikan kepada Ki Nimdahu, juru masak istana
agar diolah menjadi kueh apem.
Sesuatu yang
tak terduga terjadi. Setelah apem masak, langsung dimakan oleh Lukmanakim, anak
Nimdahu, sedangkan Prabu Sarehas diberi apem biasa. Karena itu setelah makan
apem, Prabu Sarehas tetap saja seperti semula, tidak memiliki kesaktian apapun.
Sebaliknya Lukmanakim kemudian menjadi orang bijaksana dan mengerti bahasa
segala makluk hidup.
Lukmanakim
kemudian mendapat berbagai ilmu dari Raja Jin, yang ditulisnya hingga menjadi
kitab dan dinamakan Adam Makna. Diantara khasiat ilmunya Ia dapat menghidupkan
orang mati dan menjadikan muda orang tua. Kemudian kitab itu yang dua per tiga
bagian direbut Jabarail, sepertiga bagian dibuang jatuh ke laut, sepertiga
bagian lagi dilemparkan dan jatuh di negara Ngajarak diterima oleh Asanasil.
Beberapa
tahun kemudian, Lukmanakim meninggal. Ia mempunyai seorang Putra bernama
Bektijamal. Tak lama kemudian Prabu Sarehas juga meninggal dan digantikan oleh
putranya Kobatsah. Sedangkan patihnya, Abujantir digantikan oleh Aklaswajir.
Bektijamal mempunyai seorang putra, bernama Betaljamur. Ia itulah yang menerima
warisan sisa kitab Adam Makna setelah Bektijamal mati dibunuh Patih Aklaswajir
karena berebut harta karun, sehingga Betaljemur menjadi orang yang pandai lagi
bijaksana.
Patih
Aklaswawjir berputra tiga orang, dua putri dan seorang putra lelaki yang diberi
nama Bestak. Putri yang sulung diperistri putra Raja Ngabesi, sedangkan adiknya
menjadi istri Betaljemur. Beberapa tahun kemudian ketika Raja Kobatsah
meninggal, Yayi putranya menggantikannya menjadi Raja Medayin dan bergelar
Prabu Nusirwan. Bestak diangkat menjadi patihnya, sedangkan Betaljemur
dijadikan penasehat negara Medayin.
2. Menak Lare
Di mekah,
Jumiril mengabdikan diri kepada Baginda Hasim, Adipati Mekah. Ia diangkat
sebagai patih dan diambil menantu oleh Baginda Hasim, dikawinkan dengan
Sitimahya. Dari perkawinan ini, lahirlah Umarmaya. Ketika Baginda Hasim wafat,
Abdulmutalib, putranya diangkat menjadi Adipati Mekah. Abdulmutalib mempunyai
seorang putra yang bernama Amir Hambyah. Sejak kecil Hambyah dan Umarmaya
bersahabat karib dan selalu bersama –sama. Kekuatan Amir Ambyah luar biasa
tidak ada yang menyamai. Ia dapat mencabut pohon kurma dengan mudah nya ketika
berebut buah dengan Umarmaya.
Amir Ambyah
juga ahli dalam berperang. Mahir dalam memainkan senjata panah, pedang dan
cemeti. Ia juga mempunyai kesaktian berupa petak dan perang mengangkat Tubuh
lawan, lalu dbanting. Suatu saat, Di sebuah istana di tengah hutan, Amir Ambyah
dan Umarmaya Menemukan kuda Kalisahak ,kuda peninggalan Nabi Iskak lengkap
dengan segala perlengkapan perang.
Suatu hari
ketika Abdulmutalib pergi ke negeri Yaman untuk menyerahkan upeti, Amir Ambyah
dan Umarmaya turut serta. Di tengah perjalanan mereka diserang Maktal, putra
raja Ngalabani. Amir Ambyah melawan. Dalam perkelahian Maktal kalah dan tunduk
pada Amir Ambyah. Raja Yaman pun akhirnya juga tunduk pada Amir Ambyah. Amir
Ambyah juga memenangkan sayembara yang diadakan oleh Umandhitahim, putri raja
Yaman. Namun oleh Amir Ambyah, Umandhitahim diserahkan kepada Tohkaran, putra
raja Ngabesah.
Ketika Mekah
kedatangan musuh dari Kebar di bawah pimpinan raja putra Huksam, Amir Ambyah
segera datang menghadapi musuh. Dalam pertempuran itu Huksam tewas. Demikian
pula ketika Umarmadi, raja Kohkarib menyerang Mekah, ia pun kalah dan akhirnya
tunduk pada Amir Ambyah.
Mendengar tentang keperkasaan Amir Ambyah, Prabu Nusirwan dari Medayin mengirim utusan untuk memanggil Amir Ambyah. Namun diperjalanan utusan tersebut diserang oleh Umarmaya dan Umarmadi. Prabu Nusirwan lalu meminta tolong kepada Betaljemur agar Amir Ambyah datang ke Medayin. Betal jemur lalu mengutus Wahas, putranya untuk menemui Amir Ambyah, disertai surat dan dikirimi payung pusaka bernama Tunggulnaga.
Amir Ambyah datang menghadap ke Medayin dengan mengendarai kuda Kalisahak, serta diiringi oleh para raja dan paras atria. Di perjalanan, Amir Ambyah berhasil membunuh binatang hutan bernama Wabru yang banyak menimbulkan kerusakan di Medayin. Amir Ambyah kemudian memerintahkan Maktal untuk mendahului ke Medayin dan menyerahkan Wabru kepada Raja Nusirwan. Setibanya di Medayin, oleh Prabu Nusirwan Maktal diadu kesaktian melawan Hirjam, Panglima Medayin. Ternyata Hirjam kalah. Prabu Nusirwan kemudian menyambut kedatangan Amir Ambyah dengan segenap tentaranya di Medayin.
Pada saat
itu Prabu Nusirwan dengan permaisurinya telah dikaruniai 5 orang putra, 2 putri
dan 3 pria, yaitu Dewi Retna Muninggar, Dewi Marpinjun, Herman, Hurmus dan
Semakun. Banyak raja dan para kesatria yang hendak mempersunting Muninggar.
Raja Kistaham dan Kobat, anaknya sangat membenci Amir Ambyah. Selain Amir
Ambyah dan Umarmaya diambil sebagai putra angkat Betaljemur, Amir Ambyah juga
sangat disayang oleh Raja Nusirwan.
Selain itu,
Muninggar menaruh hati pada Amir Ambyah. Akhirnya terjadilah perkelahian antara
Kistahan dan Kobat melawan Amir Ambyah. Kistaham dan Kobat kalah. Mereka
kemudian melarikan diri minta perlindungan Raja Jobin dari negara Kaos.
Suatu ketika
Halkamah, raja Kebar, menyerang Medayin. Prabu Nusirwan memerintahkan Amir
Ambyah untuk menghadapinya. Dalam pertempuran yang seru itu, Halkamah tewas.
Kedudukannya kemudian digantikan oleh Yusupati yang telah takluk kepada Amir
Ambyah. Pesta besar diselenggarakan di Istana Medayin untuk menyambut
kemenangan Amir Ambyah. Pada waktu itulaah Amir Ambyah berkenalan dengan
Muninggar. Mereka berdua saling jatuh cinta dan mengikrarkan janji naik ke
pelaminan sebagai jejaka dan perawan.
3. Menak Serandil
Sadalsah,
raja Selam atau Serandil, memperistri Basirin putri Bakarabunisyah, keturunan
Nabi Idris. Mereka mempunyai seorang putra bernama Lamdahur. Pada waktu
Lamdahur belum dewasa, raja Saldasah wafat dan digantikan oleh Saldasah,
adiknya yang mempunyai anak bernama Jibul. Setelah dewasa Lamdahur mempunyai
perawakan yang tinggi besar, gagah perkasa dan sakti. Khawatir kalau-kalau
Lamdahur akan menuntut tahta kerajaan, Sahalsah menangkap Lamdahur dan
dipenjarakannya. Tersebutlah di negeri Nglaka, Dewi Prabandini putri raja
Nglaka bermimpi bersuamikan Lamdahur. Ia lalu pergi mencari Lamdahur dan
menemukannya di dalam penjara di Serandil. Lamdahur dikeluarkaan dari penjara
dan diajak ke Nglaka, kawin dengan Dewi Prabandini,dan dinobatkan menjadi raja
di Nglaka. Beberapa waktu kemudian Lamdahur mengerahkan pasukan menyerang
Serandil. Dalam peperangan itu Raja Sahalsah kalah dan tunduk. Ia kemudian diangkat
menjadi raja di Negara Sulebar, sedangkan Serandil di kuasai oleh Lamdahur.
Suatu ketika
timbul keinginan Lamdahur hendak menyerang Medayin. Prabu Nusirwan yang tahu
rencana tersebut, segera minta bantuan Amir Ambyah, yang segera berangkaat ke
Serandil. Pada waktu itu, Umarmaya mimpi bertemu Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi
Iskak dan Nabi Sulaeman, semua menganugerahi kesaktian, antara lain Kasang yang
dapat mengabulkan semua apa yang menjadi keinginannya, tahu separoh bahasa
dunia, sehingga ia bisa menjadi juru bahasa sebanyak 260 negara, dan dapat
berganti rupa apa saja sesuai kehendaknya. Sahalsah, raja Sulebar yang membantu
Lamdahur, akhirnya tunduk pada Amir Ambyah. Umarmaya kemudian diutus Amir
Ambyah untuk menantang Lamdahur. Pertempuran terjadi di hutan. Lamdahur kalah,
dan menyatakan tunduk pada Amir Ambyah.
Tersebutlah, Raja Kistaham yang ingin
membunuh Amir Ambyah. Ia kemudian mengirimkan dua wanita penghibur, Jamsikin
dan Samsikin supaya meracuni Amir ambyah. Umarmaya yang waspada, berhasil membunuh
kedua wanita penghibur tersebut, dan berhasil memperoleh obat penawar racun
bagi Amir Ambyah dari Nukman, pendeta di Tagelur. Kistaham kemudian diserang
Lamdahur, dan lari kembali ke Medayin, melapor kepada Prabu Nusirwan bahwa
Ambyah telah tewas dan mengusulkan agar Muninggar dikawinkan dengan raja
Bangid. Umarmaya, Lamdahur dan Amir Ambyah segera menyusul pergi ke Medayin.
Kistaham ketika mendengar Amir Ambyah masih hidup dan akan datang ke Medayin,
pergi melarikan diri hendak minta bantuan ke Negara Kaos. Sedangkan Raja Bangid
ditangkap oleh Umarmaya dan Lamdahur, kemudian dijebloskan ke dalam penjara.
Keinginan Prabu Nusirwan untuk segera menikahkan Muninggar dengan Amir Ambyah, dicegah oleh Bestak, yang mengirimkan utusan untuk membunuh Amir Ambyah, tetapi gagal. Bestak mencari akal, ia mohon agar Muninggar disembunyikan dan diberitakan kalau Muninggar telah bunuh diri. Siasat ini dimaksudkan agar Amir Ambyah ikut mati karena sedih. Usaha inipun gagal, karena Umarmaya dan Lamdahur berhasil membongkar kuburan palsu yang diberitakan sebagai kuburannya Muninggar.
Amir Ambyah marah, tetapi kemarahannya itu dibelokkan Bestak untuk menghadapi raja-raja yang hendak melawan Medayin, yaitu Yunan, Ngerum dan Mesir. Amir Ambyah berjanji, tidak akan mengawini Muninggar sebelum raja-raja itu tunduk. Amir Ambyah dan pasukannya segera berangkat disertai Raja Karun sebagai penunjuk jalan, yang tanpa setahu Amir Ambyah telah mendapat perintah rahasia dari patih Bestak agar meracuninya. Namun usaha keji itu mengalami kegagalan. Karena Raja Karun hanya sebagai orang suruhan, maka Amir Ambyah memaafkannya.
Ke Arab. Amir Ambyah lalu menyerang Raja Jobin. Pertempuran berkobar hebat di Bakdiatar. Dalam pertempuran trsebut, kening Amir Ambyah tertusuk pedang Jobin. Ia segera dilarikan ke Arab, dan diobati Umarmaya sampai sembuh. Pasukan Medayin segera mengepung Arab, yang membuat Arab kekurangan pangan. Untunglah Muninggar berhasil mencari gandum ke Medayin. Umarmaya pun berhasil masuk ke perkemahan pasukan Medayin, meracuni Prabu Nusirwan, patih Bestak dan Jobin. Dalam keadaan tak sadarkan diri, mereka diserahkan kepada Amir Ambyah, tapi Amir Ambyah menolaknya. Umarmaya membawanya kembali ke perkemahan, tetapi diperjalanan mereka dicukur, dipermalukan dan disakiti.
4. Menak Sulub
Kedatangan
pasukan Amir Ambyah di Negara Yunan disambut oleh pasukan Yunan dibawah
panglima perangnya, Tamtanus dan Samtanus. Perang seru terjadi dan berakhir
dengan kemenangan Amir Ambyah. Tamtanus dan Samtanus mengaku kalah dan tunduk.
Namun Raja Karun berbalik memihak Raja Yunan. Amir Ambyah tertangkap oleh
perangkap Raja Karun,tetapi dapat dibebaskan oleh Umarmaya. Akhirnya Raja Yunan
tunduk pada Amir Ambyah. Sementara Raja Karun berhasil ditangkap oleh Amir
Ambyah dan dibunuh. Tamtanus kemudian dinobatkan sebagai Raja Yunan. Setelah
itu Amir Ambyah dan pasukannya melanjutkan perjalanan ke Mesir dan Ngerum.
Amir Ambyah
dan pasukannya berhasil menundukkan Ngerum. Tetapi ketikan menyerang mesir,
Amir Ambyah terperangkap dan dipenjarakan di Pulau Sulub. Tamtanus dan Maktal
berusaha melepaskan Amir Ambyah.
Sementara
itu, Jarahbanum, putri raja Mesir penguasa pulau Sulub mendapat firasat agar
bersuamikan Maktal. Ia segera bertemu dengan Maktal yang sedang mencari Amir
Ambyah. Terjadi permufakatan, Maktal akan memperistri Jarahbanum asalkan ia
bisa membantu membebaskan Amir Ambyah dari penjara. Permintaan itu berhasil
dipenuhi oleh Jarahbanum. Amir Ambyah bebas dan perangpun berkobar kembali.
Raja Mesir yang tak mau tunduk, akhirnya mati dibunuh Amir Ambyah. Sebagai
gantinya Asanasir, adiknya diangkat sebagai Raja Mesir. Sebagai balas budi,
Asanasir menyerahkan putrinya, Sekar kedhaton untuk diperistri Amir Ambyah.
Terjadilah perkawinan kembar, Amir Ambyah dengan Sekar Kedhaton, dan Maktal
dengan Jarahbanum.
Sementara itu Kistaham mendatangi Raja Jobin di negeri Kaos, minta bantuan mengalahkan Amir Ambyah. Jobin bersedia asal dikawinkan dengan Muninggar. Permintaan disanggupi, tetapi ditangguhkan dulu, dan Jobin dimintanya tinggal diperistirahatan.
Sementara itu Kistaham mendatangi Raja Jobin di negeri Kaos, minta bantuan mengalahkan Amir Ambyah. Jobin bersedia asal dikawinkan dengan Muninggar. Permintaan disanggupi, tetapi ditangguhkan dulu, dan Jobin dimintanya tinggal diperistirahatan.
Amir Ambyah
segera kembali ke Medayin, langsung dating ke Istana mengawini Muninggar, dan
terus membawanya.
5. Menak Ngajrak
Di Negara
Ngajrak, Taminasar, raja jin kalah berperang melawan raksasa. Berdasarkan kitab
Adam Makna, Asanasil mengusulkan pada Taminasar agar minta bantuan kepada Amir
Ambyah. Usul tersebut diterima, dan patih Asanasil bersama anaknya, Sadatsatir
diperintaahkan berangkat ke Arab. Sesampainya di Arab, mereka berdua
menyaksikan Mekah di kepung pasukan Medayin. Mereka segera menemui Amir Ambyah
daaan meminta ijin untuk memerangi pasukan Medayin. Amir Ambyah mengijinkan.
Kedua jin tersebut lalu mengamuk, membuat pasukan Medayin berantakan dan lari
tunggang langgang.
Amir Ambyah
kemudian pergi ke Ngajrak. Di kota Emas, Amir Ambyah ditemui Nabi Kilir yang
memberikan pelajaran cara melawan raksasa. Berkat pelajaran tersebut, akhirnya
Amir Ambyah berhasil menumpas pasukan para raksasa.
Raja jin
Taminasar sangat berterimakasih kepada Amir Ambyah. Ia menghadiahi cemeti
wasiat peninggalan Nabi Sulaeman, serta mengangkat Amir Amyah sebagai
menantunya, dinikahkan dengan putrinya, Dewi Ismayawati. Dari perkawinan ini
lahir seorang putri yang diberi nama Dewi Kuraisin.
Selama Amir
Ambyah tinggal di Ngajrak, Mekah kembali dikepung pasukan Medayin. Dewi
Muninggar dan pasukan pengawalnya berhasil diselamatkan oleh Betaljemur,
diungsikan kenegara Katijah. Mendengar hal itu, Amir Ambyah minta ijin
Taminasar kembali ke Arab. Di perjalanan ia bertemu Nabi Kilir yang
menganugrahinya pusaka. Selama dalam Perjalan, Amir Ambyah selalu berperang
melawan para raksasa. Untunglah patih Asanasil dan Kuraisin segera menyasul,
mengikuti dan membantunya.
Suatu ketika
Amir Ambyah bertemu raksasa bernama Rames, yang berhasil membawa terbang Amir
Ambyah dan Melemparkannya ke tengah laut. Amir Ambyah berhasil ditolong
malaekat. Ketika bertemu lagi dengan Rames, Rames meminta maaf dan diampuni
Amir Ambyah, oleh Amir Ambyah, Rames dikawinkan dengan sesama raksasa, dan
mempunyai anak berujut kuda yang diberi nama Sekardiyu, yang setelah besar
menjadikuda tunggangan Amir Ambyah. Sementara itu, Rames yang selalu berusaha
akan membunuh Amir Ambyah, akhirnya tewas karena disepak oleh Sekardiyu,
anaknya sendiri. Amir Ambyah pun meneruskan perjalanannya, dan bertemu dengan
Ayub dan Balul yang memberitahukan bahwa Negara Arab dikepung musuh.
Sementara
itu bahaya kekurangan makanan menimpa negara Katijah. Umarmadi berusaha mencari
makanan ke Negara Karsinah. Ia kemudian diambil menantu oleh raja Karsinah dan
dinobatkan menjadi raja. Tiba-tiba putri raja Karsinah meninggal. Menurut adat
Negara tersebut, suami harus ikut dikuburkan. Umarmadi tidak mau, ia disergap
dan ditangkap banyak orang. Untunglah Amir Ambyah tiba di negara Karsinah dan
menolong Umarmadi. Adat di Negara tersebut pun diperbaharui, setelah itu ia
melanjutkan perjalanan ke Katijah dan bertemu dengan Muninggar.
6. Menak Demis
Sang Amir hendak pulang ke Mekah.
Di tengah jalan berkelahi melawan raksasa. Dewi Kuraisin membantu perang. Sang
Amir bertemu raksasa wanita memanggul. Sang Amir mendapat kuda tunggangan
keturunan peri dan raksasa. Prabu Umarmadi mengeluh kekurangan makanan. Sang
Amir bertemu dengan Prabu Umarmadi. Umarmadi tidak mengenali Wong Agung. Wong
Agung bertemu dengan istrinya, Dewi Muninggar. Prabu Nuriswan dan Prabu Jobin
kalah perang. Prabu Nuriswan mengungsi ke Demis. Wong Agung mengirim surat
tantangan kepada raja di Demis. Para raja dipermainkan oleh Umarmaya. Wong
Agung dan Umarmaya mengalihkan perhatian menemui raja di Demis.
7. Menak Kaos
Sebelum
menyerang negeri Kuristam, Amir Ambyah lebih dulu pergi ke Medayin menghadap
Raja Nursewan untuk mohon ijin mengawini Muninggar. Raja Nursewan merestuinya,
dan terjadilah perkawinan yang ke dua antara Amir Ambyah dengan Muninggar.
Setelah itu barulah Amir Ambyah pamit untuk menyerang Kuristam dan menangkap
raja Jobin.
Di
perjalanan pasukan Ambyah bertemu dengan pasukan negeri Kaos yang bermaksud
pergi ke Kuristam untuk menyusul raja Jobin. Karena tujuan mereka berlawanan,
pertempuranpun tak dapat dihindarkan. Pasukan Kaos kalah dan tunduk. Putri raja
Jobin kemudian diperistri Maryunani, sedangkan istri Jobin diambil istri oleh
Umarmadi. Negara Kaos segera diduduki Amir Ambyah, dan Maryunani diangkat
menjadi raja Kaos
Dikisahkan,
pada saat itu Muninggar telah berputra laki-laki yang diberi nama Kobatsarehas.
Beberapa tahun kemudian Maryunani juga berputra seorang laki-laki yang diberi
nama Ibnu Umar, Yang setelah dewasa diangkat sebagai raja Kaos mengganti
Maryunani.
8. Menak Kuristam
Berita
didudukinya Negara Kaos oleh Amir Ambyah, didengar pula oleh raja Jobin. Ia
segera memberitahukan kepada raja Nursewan, bahwa Bahman, raja Kuristam sanggup
membinasakan Amir Ambyah, dan mengharapkan kedatangan raja Nursewan ke
Kuristam. Atas anjuran patih Bestak, Nusirwan akhirnya pergi ke Kuristam.
Raja Bahman
segera menantang Amir Ambyah dan memberitahukan kalau raja Nursiwan telah
berada di Kuristam. Amir Ambyah menerima tantangan tersebut dan mengerahkan
pasukan menyerang Kuristam. Sebelum berangkat, Kobatsarehas lebih dulu
dinobatkan menjadi raja.
Pertempuran
berkobar dengan hebatnya, yang berakhir dengan kemenangan pasukan Amir Ambyah.
Raja Bahman tunduk, demikian pula raja Jobin. Raja Nusirwan segera kembali ke
Medayin, sedangkan Amir Ambyah dan pasukannya kembali ke Kaos.
Mengetahui
kegagalan raja Kuristam mengalahkan Amir Ambyah, patih Bestak segera minta
bantuan Sadatkabulumar, raja Abesi, yang langsung mengirim pasukan mengepung
Mekah.
Mendengar
Mekah dikepung pasukan Abesi, Amir Ambyah dan Umarmaya segera meninggalkan Kaos
menuju Mekah. Pertempuran berkobar. Pasukan Abesi kalah dan Sadatkabulumar
menyatakan tunduk pada Amir Ambyah.
Merasa
dirinya tertipu dan diperalat, Sadatkabulumar menangkap raja Nusirwan, dan
dipejara di Negara Abesi. Padahal sesungguhnya Nusirwan tidak tau apa-apa,
semua itu karena ulah patih Bestak.
Dari Mekah,
Amir Ambyah kemudian menyerang Negara Kuparman. Nurham, raja Kuparman tewas
dalam pertempuran, pasukan menyerang dan negara Kuparman diduduki Amir Ambyah.
Sejak saat itu Amir Ambyah mendapat gelar Sultan Kuparman.
Beberapa
waktu kemudian, Kaladaran, raja Indi mengerahkan pasukannya untuk menyerang
kuparman, namun ia tewas dalam peperangan dan pasukannya tunduk pada Amir
Ambyah. Sementara itu Gulangge, raja Negara Rokam, yang mendengar keluhuran
budi Amir Ambyah ingin bertemu dengan Amir Ambyah. Dalam perjalanan ke Kuparman
bertemu dengan raja Kikail dari Negara Parangawu, yang bermaksud menyerang
Negara Kuparman. Karena tujuan berbeda perangpun tak bisa dielakkan. Amir
Ambyah yang mendenar berita pertempuran tersebut segera mengirim pasukan untuk
membantu raja Gulangge, yang akhirnya dapat mengalahkan raja Ki kail dan
memukul mundur pasukan parangawu. Dengan selamat raja Gulangge sampai di negeri
Kuparman, dan diterima baik oleh Amir Ambyah.
9. Menak Biraji
Begitu
dengar Aspandriya, raja Negara Biraji ingin mengalahkaan dirinya, Amir Ambyah
mendahului menyerang Biraji. Darudriya, raja Bangit diperintahkan menantang
Biraji, Darundriya bertemu dengan Sribengat. Keduanya saling jatuh cinta, dan
kemudian Sribengat dilarikaan darundriya.
Pertempuran
berkobar antara pasukan Biraji melawan pasukan Kuparman. Baladikum, raja Negara
Ngambarsirat, saaudara raja Aspandriya datang membantu pasukan Biraji, membuat
pasukan Amir Ambyah terdesak. Untunglah pendeta Maskum, kakek Maktal datang
menolong dan membuat pasukan Kuparman unggul kembali. Negara Biraji pun dapat
ditaklukkan. Begitu perang selesai, Amir Ambyah pulang ke Mekah, dan memerintah
untuk memboyong anak istrinya ke Kaos.
Di
Kaos, patih Bestak dan raja Jobin menyebarkan kabar bohong, bahwa Amir Ambyah
tewas dalam pertempuran di Biraji. Raja Bahman dibujuk agar berbalik haluan,
dan Hirman, anak raja Nusirwan dinobatkan menjadi raja Kaos. Akibatnya negara
Kaos menjadi kacau. Pasukan Amir Ambyah memecah belah, karena ada yang berbalik
haluan dan ada yang tetap setia. Akibatnya terjadi pertempuran diantara mereka
sendiri. Dalam situasi yang tak menentu itu, Kalajohar, raja putri Pirkari,
yang juga adik perempuan raja Jobin, Membantu pasukan yang setia pada Amir
Ambyah.
Raja
Lamdahur dan Pirngadi, putranya maju perang melawan para penberontak. Sementara
itu Muninggar mengirim berita kepada Amir Ambyah di mekah tentang terjadinya
kekisruhan di Kaos. Di Mekah Amir Ambyah sendiri juga bermimpi terjadinya perang
besar di Negara Kaos. Ia segera mengutus Umarmaya ke Negara Kaos. Di Kaos raja
Bahman yang merasa dipermainkan Bestak, lalu menangkapnya dan menyakitinya.
10. Menak Kanin
Umarmaya
tiba kembali di Mekah, memberitahukan di negara Kaos memang terjadi
pertempuran. Amir Ambyah segera mengerahkan pasukan langsung menyerbu Kaos.
Pertempuran berkobar semakin seru. Pada pertempuran itu, raja Bahman yang
semula tunduk pada Amir Ambyah, berbalik berkhianat, dan menyerang Amir Ambyah
dengan pedangnya dari belakang, menyebabkan Amir Ambyah terluka berat.
Untunglah kuda Sekarduwijan ( Sekardiyu ) bersikap trengginas, membawa lari
Amir Ambyah keluar dari medan pertempuran, pergi ke desa Surukan. Di desa
tersebut, Amir Ambyah dirawat oleh Sahsiar dan ibunya.
Berita
tewasnya Amir Ambyah tersebar luas. Umarmaya yang tidak percaya berusaha
mencarinya dan menemukan Amir Ambyah di desa Surukan. Amir Ambyah kemudian
memerintahkan Umarmaya untuk mengungsikan anak istrinya dan mengundurkan
pasukan. Pada kesempatan itu, Amir Ambyah mengangkat Sahsiar sebagai kepala
desa Surukan. Setelah kesehatannya pulih kembali, Amir Ambyah kembali
mengerahkan pasukan untuk menyerbu Kaos. Akhir pertempuran, Raja Bahman tewas
ditangan Maryunani, sedangkan raja Hirman dan Jobin melarikan diri. Karena
mengkhawatirkan keselamatan Amir Ambyah, suaminya, Ismayawati dan Kuraisin,
putrinya pergi menengok Amir Ambyah ke negeri Kaos. Setelah beberapa lama
tinggal di Kaos, mereka berdua kembali ke Ngajrak.
Sementara
itu raja Hirman dan jobin mengungsi ke negara Kuwari. Maryunani yang terus
mengejarnya tersesat sampai dinegeri Pirkari, dan bertemu dengan Kalajohar.
Raja putri Negara Pirkari ini ingin bersuamikan Maryunani, tapi Maryunani
menolak karena Kalajohar masih ada hubungan garis mertua ( istri maryunani
kemenakan Kalajohar ). Secara nyelimpe Kalajohar kemudian membunuh Maryunani.
Sekarkedhaton, ibu Maryunani, Akhirnya meninggal karena sedih. Amir Ambyah yang
marah, kemudian menyerang dan menundukkan Negara Kuwari dan Pirkari.
11. Menak Gandrung
Begitu
Negara Kuwari jatuh ketangan Amir Ambyah, raja Hirman dan raja Jobin lari ke
Medayin. Raja Hirman sangat sedih begitu mendengar kabar, ayahnya raja Nusirwan
dipenjarakan di Negara Abesi. Atas usul Betaljemur, ibunda raja Hirnam, yaitu
permaisuri Medayin meminta tolong Amir Ambyah untuk membawa pulang raja
Nusirwan ke Medayin. Permintaan itu disanggupi oleh Amir Ambyah yang langsung
pergi ke Abesi bersama Maktal.
Amir
Ambyah berhasil membebaskan raja Nusirwan dari penjara. Ia segera dibawa keluar
dan ditinggalkan di pintu gerbang karena Amir Ambyah akan mencari kudanya,
Sekarduwijan. Takterduka ia terperosok masuk ke telaga berbisa. Sadatkabulumar,
raja Abesi yang mengira Amir Ambyah telah tewas, segera menangkap Maktal dan
diikat pada sebatang pohon. Sadatkabulumar kemudian mengajak raja Nusirwan
kembali ke Medayin dan bersama-sama menyerang negeri Kaos.
Umarmaya
yang menyusul ke Abesi, berhasil membebaskan Amir Ambyah dari telaga berbisa
dan melepaskan tali ikatan Maktal. Kuda Sekarduwijan mengamuk dan menghancurkan
pasukan Abesi. Kadarisman, putra raja Abesi tunduk pada Amir Ambyah, dan menyatakan
kesanggupannya untuk menangkap raja Nusirwan. Amir Ambyah, Umarmaya dan Maktal
segera kembali ke Kaos.
Dengan
pasukan pencuri sakti yang sanggup menghancurkan pasukan Amir Ambyah,
Sadakabulumar dan Jobin berangkat dari Medayin menuju Kaos. Pada malam hari,
Pada malam hari, mereka behasil membunuh Kobatsarehas. Dewi muninggar yang
hendak mebela putranya dibunuh pula oleh Jobin. Bukan main marahnya Amir Ambyah
begitu medengar kematian anak istrinya. Ia segera menangkap dan membunuh
Sadatkabulumar dan Jobin.
Akibat
kematihan Muninggar dan Kobatsarehas, Amir Ambyah menderita sakit ingatan. Para
raja bawahan disuruhnya pulang ke negara masing-masing. Hanya Maktal yang tidak
boleh berpisah. Ia diajak menunggui makam Muninggar dan Kobatsarehas.
12. Menak Kanjun
Begitu
mendengar berita kehancuran pasukan Amir Ambyah, Kanjun, raja parangakik
bermaksut menghancurkan sekaligus. Ia kemudian mengajak beberapa raja dan
satriya untuk mengepung Mekah. Ijras salah seorang bawahan raja Kanjun
menyatakan kesanggupannya untuk menbunuh Amir Ambyah. Dengan berganti rupa
menjadi seorang darwis (petugas kuburan) lalu turut serta menunggui makam
Muninggar dan berhasil meracuni Amir Ambyah dan Maktal. Dalam keadaan pinsan,
Amir Ambyah dan Maktal diserahkan kepada raja Kanjun. Mereka berdua disiksa dan
Mekah dikepung. Raja Kanjun kemudian memohon kehadiran raja Nusirwan untuk menyaksikan
kehancuran Amir Ambyah dan kota Mekah.
Tersebutlah,
Umarmaya yang sedang bertapa di pulau Adam, begitu mendengar Mekah dikepung
musuh, ia langsung pergi ke Mekah. Kemarahan Umarmaya meledak begitu mengetahui
ayahnya, Patih Jumiril tewas dibunuh raja Kalbat. Ia langsung menangkap raja
Kalbat dan membunuhnya. Umarmaya juga berhasil menemukan Maktal yang dalam
keadan terikat, dan melepaskannya. Kemudian mereka mengerahkan pasukan dan
mengamuk. Ijras di bunuh dan pasukan lawan dipukul mundur.
Ditempat terpisah
Sudarawreti, adik raja Kanjun dan Rabingu, putri raja Karsinah, keduanya
merupakan prajurit wanita yang ulung dan sakti, secara bersamaan keduanya
saling bermimpi bersuami Amir Ambyah, lalu pergi mencarinya. Di perjalanan
mereka bertemu dan berempur hebat. Keduanya sama-sama sakti dan menaiki burung
Garuda. Karena tidak ada yang kalah dan yang menang, mereka akhirnya berdamai,
dan bersama-sama akan mencari Amir Ambyah.
Sudarawreti
dan Rabingu berhasil menemukan dan membebaskan Amir Ambyah dari sekapan Raja
Kanjun, dan membawanya ke negeri Parangakik. Sudarawreti kemudian menyerahkan
senjata gada kepada Amir Ambyah untuk membalas dendam terhadap raja Kanjun.
Amir Ambyah kemudian menyuruh Maktal menyiapkan pasukan dan segera menuju Mekah
menggempur musuh. Perangpun berkobar. Raja Kanjun tertangkap dan akhirnya di
bunuh sendiri oleh Sudarawreti, sementara pasukan Parangakik cerai-berai. Raja
Nusirwan pulang ke Medayin, sedangkan Amir Ambyah ke Mekah mengawini Dewi
Sudarawreti dan Rabingu, baru kemudian ke Kuparman.
13. Menak Kandabumi
Dewi
Sudarawreti dan Dewi Rabingu diutus Amir Ambyah meninjau ke Medayin. Mereka
bertemu dengan Marpinjun (adik Muninggar) yang menyatakan hendak mengabdikan
diri kepada Amir Ambyah. Ketika Sudara Wreti dan Rabingu kembali ke Kuparma,
keinginan Marpinjun disampaikan pada Amir Ambyah. Amir Ambyah kemudian
menugaskan Maktal untuk pergi ke Medayin melamar Marpinjun.
Kedatangan
Maktal di Medayin bersamaam dengan kedatangan Banakamsi, raja Kandabumi yang
juga melamar Marpinjun. Pertempuran pun terjadi antara pasukan Kuparman melawan
pasukan Kandabumi. Saat perang berlangsung, Dewi Kuraisin, putri Amir Ambyah
dengan Ismayawati dari Ngajrak datang bersama Sudarawreti dan Rabingu. Mereka
mendapat tugas untuk membantu Maktal.
Ketika
Kuraisin, Sudarawreti dan Rabingu memasuki istana Medayin hendak menjemput
Marpinjun, mereka bertemu dengan Banawati, putri raja Kandabumi yang juga ingin
menjemput Marpinjun. Perkelahian pun terjadi, Banawati kalah. Ia dan Marpinjun
kemudian dibawa ketiga putri Kuparman itu ke kubu Maktal. Banakamsi dengan
pasukannya mengejarnya, yang langsung berhadapan dengan pasukan Maktal.
Banakamsi kalah dan segenap pasukannya tunduk.
Dewi Kurasin
kembali ke Kuparman memberi taukan kemenangan tesebut kepeda ayahnya. Amir
Ambyah kemudian mengutus raja Mesir dan raja Yunan pergi ke Medayin sebagai
wakilnya menikah dengan Marpinjun. Pada saat yang bersamaan Maktal pun
mengawini Banawati.
Setelah
pernikahan selesai, mereka semua kembali ke Kuparman. Namun di perjalanan
mereka disergap Bandawas, raja raksasa dari Jabalkap. Bandawas dapat
dibinasakan, dan rombonganpun selamat sampai ke Kuparman. Beberapa waktu kemudian,
Sudarawreti melahirkan seorang putra dan diberi nama Jayusman, disusul kemudian
oleh kelahiran putra Amir Ambyah dari Dewi Rabingu yang diberi nama Ruslan.
14. Menak Kuwari
Amir Ambyah
mengangkat Samsir, saudara Banawati menjadi raja di Kandabumi. Suatu ketika
Negara Kandabumi diserang dari Negara Kuwari. Patih Bestak meminta bantuan Raja
Kemar dari Kuwari untuk membinasakan Amir Ambyah. Permintaan tersebut
disanggupi raja Kemar. Bestak dan Nursewan lalu berlindung di negeri Kuwari.
Amir Ambyah
segera mengirimkan pasukan ke Kandabumi dan memukul mundur pasukan Kuwari. Kini
sebaliknya pasukan Kuparman yang mengepung pasukan Kuwari. Amir Ambyah pun
menyusul ke Kuwari. Dalam pada itu Marpinjun telah melahirkan putra lelaki yang
diberi nama Rustamaji.
Pertempuran
di Kuwari berlangsung dengan hebat. Raja Kemar akhirnya dapat dikalahkan dan
menyatakan tunduk kepada Amir Ambyah. Sebagai bukti tunduk, ia menyerahkan
adiknya, Dewi Kisbandi untuk diperistri Amir Ambyah. Begitu Kuwari dapat di
duduki Amir Ambyah , raja Nusirwan segera mengungsi ke Negara Yujana. Pasukan
Kuparman terus mengejarnya yang mengakibatkan timbulnya pertempuran antara
pasukan Yujana melawan pasukan Kuparman.
15. Menak Cina
Hongtete,
raja Cina, mempunyai dua orang putri. Adaninggar dan Widaninggar. Adaninggar
sangat tergila-gila pada Amir Ambyah, lalu pergi mencarinya. Ia pergi ke Negara
Yujana, menyerahkan diri pada raja Medayin. Kepada semua orang ia mewartakan
sebagai calon istri Raja Nusirwan. Taktik ini ia tempuhuntuk menarik perhatian
Amir Ambyah yang ia yakini akan jatuh cinta kepadanya begitu melihat
kecantikan. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, karena Amir Ambyah bahkan
menganggapnya sebagai ibu calon mertua.
Adaninggar
seorang prajurit terpilih bersenjata lengkap, panah, talikentular (semacam
selendang sakti), ia juga dapat menghilang. Begitu besar keinginannya untuk
menjadi istri Amir Ambyah, sehingga pada suatu malam dengan kesaktiannya ia
berhasil menculik Amir Ambyah dan membawanya ke dalam sebuah goa di sebuah
pegunungan. Dengan terus terang ia menyatakan cintanya pada Amir Ambyah, namun
Amir Ambyah tak menanggapinya, karena tetap menganggap Adaninggar sebagai ibu
calon mertua.
Adaninggar
tak dapat menahan gejolak hati dan kemarahannya menghadapi sikap Amir Ambyah.
Begitu gemasnya, Amir Ambyah, orang yang sangat dicintainya dan telah diikat
tak berdaya itu disiksanya dengan cambukan-cambukan. Namun Amir Ambyah tetap
pada pendiriannya, memanggil “ibu” kepada Adaninggar dan tetap menyembahnya
layaknya seorang menantu.
Kuswendar,
raja negara Yujana, ketika mendengar Amir Ambyah hilang, segera menyiagakan
pasukan, menyerang pasukan Kuparman. Dalam penyerangan tersebut, Rustamaji
tewas. Untunglah Umarmaya berhasil menemukan dan membebaskan amir Ambyah dari
dalam goa, lalu maju perang bersama. Pasukan Yujana dapat dikalahkan, dan reaja
Kusnendar menyatakan takluk pada Amir Ambyah. Sedangkan raja Nusirwan lari
mengungsi ke negara Kaelani.
Adaninggar
tetap berusaha mengambil hati Amir Ambyah. Ia mengadukan nasibnya dan meminta
perlindungan kepada istri-istri Amir Ambyah, terutama pada Sudarawreti dan
Rabingu. Kedua putri tersebut bersedia melindungi Adaninggar karena memaklumi
rasa hatinya, karena mereka pernah pula mengalami nasib yang sama. Ketika Amir
Ambyah menyerang negara Kaelani dan di tengah jalan diserang raksasa dari
Jabalkap, raksasa-raksasa itu dibinasakan oleh Adaninggar.
Menghadapi
serangan pasukan Amir Ambyah, pasukan Kaelani disiagakan dibawah pimpinan
Kelaswara putri raja Kelanjali. Kelaswara merupakan seorang prajurit wanita
yang tangguh, kuat dan dapat mengangkat kedua ekor gajah dengan kedua
tangannya. Oleh karena itu ia tersohor sebagai prajurit wanita tanpa tanding.
Terjadilah pertempuran yang seru antara Amir Ambyah melawan Kelaswara. Amir
ambyah tertangkap dan dibawa ke istana Kaelani. Namun di dalam istana, oleh
Umarmaya ia dikawinkan dengan Kelaswara. Kejadian ini menimbulkan kemarahan
raja Kelanjali. Ia langsung menyerang Amir Ambyah, tapi kalah dan akhirnya tunduk
di bawah pimpinan Amir Ambyah.
Para istri Amir Ambyah tidak senag hatinya mendengar berita perkawinan Amir Ambyah dengan Kelaswara. Pada waktu malam hari, Adaninggar masuk ke dalam istana Kaelani. Ia melihat Kelaswara sedang tidur, lalu ditariknya keluar. Terjadilah perkelahian yang sengit antara dua prajurit wanita yang sama-sama sakti. Namun karena tak menduga akan kedatangan musuh, kelaswara agak repot juga menghadapi Adaninggar. Ketika semua senjatanya tak mempan terhadap tubuh Adaninggar, Kelaswara masuk ke dalam kamar pengantin, mengambil senjata Lusaka dan kembali menghadapi Adaninggar. Pusaka itu langsung dilemparkan Kelaswara, menembus dada kiri Adaninggar yang roboh dan mati seketika. Sudarawreti dan Rabingu hendak membela Adaninggar, tapi Kelaswara cepat meminta maaf dan menghiburnya. Jenazah Adaninggar kemudian dimakamkan di Negara Parangakik.
Para istri Amir Ambyah tidak senag hatinya mendengar berita perkawinan Amir Ambyah dengan Kelaswara. Pada waktu malam hari, Adaninggar masuk ke dalam istana Kaelani. Ia melihat Kelaswara sedang tidur, lalu ditariknya keluar. Terjadilah perkelahian yang sengit antara dua prajurit wanita yang sama-sama sakti. Namun karena tak menduga akan kedatangan musuh, kelaswara agak repot juga menghadapi Adaninggar. Ketika semua senjatanya tak mempan terhadap tubuh Adaninggar, Kelaswara masuk ke dalam kamar pengantin, mengambil senjata Lusaka dan kembali menghadapi Adaninggar. Pusaka itu langsung dilemparkan Kelaswara, menembus dada kiri Adaninggar yang roboh dan mati seketika. Sudarawreti dan Rabingu hendak membela Adaninggar, tapi Kelaswara cepat meminta maaf dan menghiburnya. Jenazah Adaninggar kemudian dimakamkan di Negara Parangakik.
Mendengar
kematian Adaninggar, raja Nusirwan bermaksud pergi ke Negara Cina untuk
mengadukan peristiwa tersebut kepada raja Hongtete. Dengan menyamar sebagai
saudagar, Nusirwan pergi ke Negara Cina. Namun nasib sial menimpanya. Sampai di
Negara Mukub seluruh harta bendanya habis dirampas Bintibahram, raja Mukub.
Mengkhawatirkan
keselamatan suaminya, permaisuri Negara Medayin meminta tolong Amir Ambyah
untuk menyususl raja Nusirwan. Amir Ambyah berangkat ke Negara Cina. Sampai di
Negara Mukub, Amir Ambyah menaklukan Bintibahram, kemudian diajaknya
bersama-sama pergi ke Cina.
Setibanya
di Negara Cina, raja Nusirwan menumpang pada janda penjual roti. Dengan cara
menyamar, Amir Ambyah dan Bintibahram juga tinggal pada janda penjual roti itu
juga. Sementara itu Hongtete juga telah mendengar kematian putrinya, Adaninggar
di Negara Kaelani. Ia amat cedà dan setiap hari melakukan pemujaan pada dewa
api. Amir Ambyah yang berhasil memasuki istana Hongtete, segera mengeluarkan
Mukzizat, memadamkan api pemujaan Hongtete. Raja Hongtete akhirnya tunduk
kepada Amir Ambyah.
16. Menak Malebari
Dari Negara
Cina, Amir Ambyah mengirimkan surat lamaran e Negara Malebari untuk melamar
Dewi Kusmaryati, putri raja Malebari untuk dinikahkan dengan Jayusman, putra
Amir Ambyah dengan Dewi Sudarawreti. Lamaran diterima.Sudarawreti dan Jayusman
berangkat dari Kaelani ke Malebari, sedangkan Amir Ambyah berangkat dari negara
Cina.
Sementara
itu, Kiswapangindrus, raja negara Sindhangbarang keturunan raksasa Jabalkab,
juga calamar Kusmaryati. Namun ditolak. Ia kemudian meminta bantuan kepada
Jablullawal, raja negara Dhayaksengari. Oleh Jablullawal, Kiswapangindrus
disuruh bertapa labih dahulu sebelum berlawanan dengan Amir Ambyah.
Tersebutlah,Amir
Ambyah telah tiba di Malebari, sedangkan raja Nusirwan langsung pulang ke
Medayin. Sayid Ibnuumar, putra Maryunani (cucu Amir Ambyah) berangkat dari kaos
menuju ke Malebari. Namun ia tersesat sampai di Negara Sindhangbarang dan
ditangkap patih Bardas. Oleh patih Bardas, Sayid Ibnuumar dibawa ke puncak
gunung dan dicta pada sebuah pohon. Amir Ambyah yang mendapat laporan hilangnya
Sayid Ibnuumar segera mencari ke Sindhangbarang. Ia berhasil menemukan Sayid
Ibnuumar dan membunuh patih Bardas. Setelah itu Amir Ambyah kembali ke Malebari
untuk menikahkan Jayusman dengan Kusmaryati.
Di Negara
Kaelani, Dewi Kelaswara melahirkan seorang putra laki-laki. Namun ajal
menjemputnya. Ia meninggal dunia setelah putranya lahir. Oleh kakeknya, Raja
Kelanjali, bayi tersebut dibuang ke laut, tetapi berhasil ditemukan oleh
Ismayati dan dibawa ke Negara Ngajrak.Oleh Ismayati bayi tersebut diberi nama
Imam Suwongso.
Mendengar
nasib yang menimpa istri dan putranya, Amir Ambyah segera mengerahkan pasukan
ke Negara Kaelani. Negara Kaelani berhasil ditundukkan, sedangkan Raja
Kelanjali meninggal dunia karena cedà merasa berdosa telah melabuh cucunya ke
laut. Begitu perang selesai, Amir Ambyah pergi ke Pulau Barzas untuk berziarah
ke makam Nabi Adam.
Kepergian
Amir Ambyah ini dimanfaatkan oleh raja Sindhangbarang dan raja Dhayaksengari
untuk mengerahkan pasukan menyerang Malebari. Pertempuran pun berkobar dengan
seru. Sementara itu Imam, putra Kelaswara yang diasuh Ismayati di Negara
Ngajrak telah umbuh dewasa. Ia banyak memiliki kesaktian. Ketika mendengar di
Malebari terjadi peperangan, ia minta ijin hendak mencoba kesaktiannya.
Keberangkatannya ke Malebnari diiringkan oleh Dewi Kuraisin. Di Malebari, Imam
bergabung dengan pasukan Dhayaksengari, sehingga ia berlawanan dengan pasukan
Amir Ambyah.
Kesaktian
Imam tak tertandingi oleh lawan-lawannya. Ia selalu menang dalam perkelahian.
Akhirnya Amir Ambyah maju sendiri menghadapi Imam. Perkelahian pun berlangsung
dengan seru. Ketika Imam berhasil ditangkap oleh Amir Ambyah dan akan
dibanting, Dewi Kuraisin datang mencegahnya. Sambil bersujud di kaki Amir
Ambyah, ayahnya ia menjelaskan bahwa Imam adalah putra Amir Ambyah sendiri
dengan Dewi Kelaswara yang sejak bayi tinggal di Ngajrak. Mendengar penjelasan
Kuraisin, Imam pun segera bersujud di kaki ayahnya meminta maaf. Amir Ambyah
lalu memperkenalkan Imam kepada sanak saudaranya, dan menyerahkan negara
Kaelani kepadanya
Peperangan
diteruskan dan berakhir dengan tewasnya raja Kiswapangindrus dari
Sindhangbarang dan raja Jablullawal dari Dhayaksengari. Dengan tewasnya raja
mereka, maka pasukan Sindhangbarang dan Dhayaksengari menyerah tunduk pada Amir
Ambyah. Jayusman kemudian dinobatkan menjadi raja di Malebari dan
bergelarSultan Agung Jayusman Samsumurijal. Kelak ia berputra seorang laki-laki
yang diberi nama Sayidiman. Seusai penobatan Jayusman, Amir Ambyah dan raja
Bawadiman, ayah Kusmaryati, pergi ke pulau Barzah di wilayah Malebari untuk
hidup sebagai pendeta. Namun beberapa waktu kemudian, amir Ambyah meninggalkan
pulau Barzah kembali ke Kuparman dengan segenap pasukannya.
Mengetahui
Amir Ambyah dan pasukannya tidak berada di Mekah, Kuwarihusman, raja negara
polad, mengepung Meca. Namun mengalami kekalahan dan tunduk pada pasukan Amir
Anjilin, adik Amir Ambyah. Negara Malebari juga dikepung pasukan dari negara
Kubarsi. Sultan Jayusman segera mengirimkan utusan ke Kuparman untuk
memberitahu Amir Ambyah. Amir Ambyah segera mengutus Semangun dan
Hirman-keduanya putra raja Nusirwan, untuk memimpin pasukan membantu ke
Malebari, disertai oleh Patih Bestak. Tetapi sesampainya di malebari , Bestak
berhasil membujuk Hirman dan Semangun untuk berbalik melawan Amir Ambyah, dan
memihak pada pasukan Kubarsi menyerang Malebari. Kadarwati, adik raja Kubari,
memimpin prajurit wanita maju ke medan perang. Ia dihadapi oleh Sudarawreti dan
Rabingu. Kadarwati dapat ditangkap, ia menyerah dan kemudian dikawinkan dengan
Kelan.
Sementara
itu, Amir Anjilin setelah dapat mengalahkan pasukan dari Negara Polad, segera
mengerahkan pasukan menuju ke Malebari. Karena tujuannya ingin mencoba
kesaktian Amir Ambyah, maka sampai di Malebari, Amir Anjilin langsung menyerang
pasukan Kuparman. Amir Ambyah tampil menghadapi Amir Anjilin, dan pertempuran
pun terjadi. Tapi lama-lama Amir Anjilin memberitahu kepada Amir Ambyah, bahwa
ia sesungguhnya putra dari Mekah. Mereka akhirnya berdamai, dan peperangan di
hentikan.
Di Kubarsi,
Maliyatkustur, raja Kubarsi mendapat kesanggupan bantuan dari Rukyatilpolad,
raja negara Talsiah. Raja Nusirwan juga telah berada di Kubarsi karena bujukan
patih Bestak. Dengan bantuan dari Negara Talsiah, pasukan Kubarsi kembali
terlibat pertempuran dengan pasukan Malebari. Dalam pertempuran tersebut,
Wrahatkustur, raja muda Kubarsi dapat ditangkap oleh Kelan.
Pertempuran juga terjadi di Negara Karsinah. Negara tersbut dikepung pasukan Nusaprenggi dan Prenjut. Amir Ambyah segera mengirim pasukan bantuan dibawah pimpinan Ruslan. Pasukan Nusaprenggi dan Prenjuk dapat dipukul mundur, dan melarikan diri ke negara Dermis. Johariningsiyah, saudara perempuan raja Nusaprenggi yang berhasil ditahan pasukan Kuparman, kemudian diambil istri oleh Ruslan. Kemudian Ruslan diangkat sebagai raja muda di Karsinah, dan bergelar Ruslan Danurussamsi.
Pertempuran juga terjadi di Negara Karsinah. Negara tersbut dikepung pasukan Nusaprenggi dan Prenjut. Amir Ambyah segera mengirim pasukan bantuan dibawah pimpinan Ruslan. Pasukan Nusaprenggi dan Prenjuk dapat dipukul mundur, dan melarikan diri ke negara Dermis. Johariningsiyah, saudara perempuan raja Nusaprenggi yang berhasil ditahan pasukan Kuparman, kemudian diambil istri oleh Ruslan. Kemudian Ruslan diangkat sebagai raja muda di Karsinah, dan bergelar Ruslan Danurussamsi.
Perang pun
berlangsung kembali di Malebari. Namun dapat diatasi oleh Ruslan dan Jayusman.
Mereka berhasil mengalahkan pasukan Kubarsi dan menangkap raja Maliyatkustur.
Sementara itu di negara Burudangin, raja Tasangsulngalam menyelenggarakan sayembara untuk memperebutkan dua putri sekaligus. Yaitu Dewi Isnaningsih, adik raja dan Dewi Jetunkamarrukmi, putri raja sendiri. Mendengar sayembara itu, Sayid Ibnuumar, raja Kaos (cucu Amir Ambyah) pergi ke Burudangin. Diikuti kemudian oleh Amir Ambyah dan Umarmaya.
Sementara itu di negara Burudangin, raja Tasangsulngalam menyelenggarakan sayembara untuk memperebutkan dua putri sekaligus. Yaitu Dewi Isnaningsih, adik raja dan Dewi Jetunkamarrukmi, putri raja sendiri. Mendengar sayembara itu, Sayid Ibnuumar, raja Kaos (cucu Amir Ambyah) pergi ke Burudangin. Diikuti kemudian oleh Amir Ambyah dan Umarmaya.
Tiba di
Burudangin, Ibnuumar bertemu dengan Jetunkamarrukmi dan terjadilah peperangan. Jetunkamarrukmi
kalah. Ibnuumar dipersilahkan masuk ke kraton Burudangin, dinikahkan dengan
Jetunkamarrukmi. Tak antara lama, Amir Ambyah dan Umarmaya tiba di Burudangin.
Terjadilah pertempuran dengan raja Tusangulngalam. Pertempuran tersebut
dimenangkan Amir Ambyah. Tusangulngalam kemudian menyerahkan Dewi Isnaningsih
kepada Amir Ambyah.
Di Malebari
perang masih terus berlangsung. Dalam perang yang berkepanjangan itu, pasukan
Kuparman dapat dikalahkan pasukan negara Talsiyah. Untunglah pada saat kritis,
Amir Ambyah datang dari Burudangin. Ia berhasil menangkap Rukyatilpolad, raja
Talsiyah dan dijebloskan kedalam penjara. Sedangkan pasukan Talsiyah dipukul
mundur. Mengetahui kekalahan pasukan Talsiyah, raja Nusirwan melarikan diri,
mengungsi ke negara Talkanda.
Umarmaya
yang sangat membenci Rukyatilpolad, masuk ke dalam penjara dan membunuh raja
Talsiyah tersebut. Tindakan ini membuat Amir Ambyah marah. Umarmaya dipukuli
dan diusir. Umarmaya pergi dengan janji akan membalas dendam perlakuan Amir
Ambyah. Suatu saat ketika Amir Ambyah sedang tidur, disumpitnya dengan sumpit
berbisa hingga pingsan, kemudian dipukuli. Setelah Amir Ambyah sadar ia segera
menangkap Umarmaya. Ketika hendak dibanting datang Seh Wahas dan Seh Bawadiman
mengingatkan Amir Ambyah. Akhirnya Amir Ambyah dan Umarmaya kembali berbaik
hati.
Beberapa
waktu kemudian Amir Ambyah menikahkan Rustamaji, putranya dengan Dewi
Marpinjun, dengan Kadamingsih, putri raja pendeta di Medhangpupus. Amir Ambyah
juga menikahkan Hasimhuwari, putranya dengan Retna Kusbandi, dengan
Umiswanjari, putri raja Syahsiar. Kedua pasangan pengantin itu kemudian
diboyong ke negara Kuparman.
Raja
Nusirwan pun telah tiba di negara Purwakanda. Raja Purwakanda kemudian mengutus
Marikangen, seorang raseksi pergi ke Kuparman untuk menggoda Rustamaji.
Marikangen beralih rupa menjadi wanita cantik, dan berhasil diperistri
Rustamaji. Dari perkawinan ini lahirlah putra lelaki yang diberi nama Kalalmak.
Sedangkan dengan Dewi Kadamingsih, Rustamaji juga telah dikaruniai seorang putra
yang diberi nama Atasaji.
17. Menak Purwakanda
Raja
Purwakanda mengutus patih jedi menantang ke Kuparman. Di Kuparman, patih Jedi
melihat kitab Adam Makna dan menurunya, sehingga ia mengetahui riwayat Amir
Ambyah. Hal itu ia laporkan kepada rajanya, membuat raja Purwakanda marah
kepada patih Bestak yang telah mempermainkannya. Patih Bestak ditangkap dan
dipenjarakan. Amir Ambyah yang menerima tantangan, segera mengerahkan pasukan
untuk menyerang purwakanda. Pertempuran seru terjadi. Prajurit dan Raja
Purwakanda kalah dan tunduk pada Amir Ambyah.
Seusai
peperangan, Amir Ambyah dibawa malaekat ke dalam goa di gunung Munada. Di
tempat tersebut ia dipertemukan dengan Seh Waridin. Setelah mereka
berbincang-bincang, Seh Waridin moksa (lenyap dengan badab wadaqnya).
Sepeninggal Seh Waridin muncul Umarmaya di goa Munada menyusul Amir Ambyah
Sementara itu di negara Kuparman, Markangen merajuk dan memohon kepada
suaminya, raja Rustamaji, agar Kadamingsih da putranya, Atasaji disingkirkan ke
hutan. Permohonan ini dipenuhi oleh Rustamaji yang sudah terperangkap mantra
sakti Marikangen. Sepeninggal Atasaji dan ibunya, tindakan kejam dan
sewenang-wenang Kalalmak semakin menjadi-jadi. Akibatnya banyak anak buahnya
yang lari ke hutan dan berlindung pada Atasaji.
Suatu hari
ketika Kalalmak berburu ke hutan, ia diserang oleh anak buah Atasaji. Kalalmak
kalah, dan lari memohon bantuan ibunya. Marikangen segera mengerahkan pasukan
menyerang Atasaji. Dalam pertempran tersebut, Atasaji kalah dan terdesak sampai
di negara Parangakik. Sudarawreti mengetahui cucunya dalam kesulitan egera
memberi bantuan. Akhirnya Kalalmak dan Marikangen tewas dalam pertempuran, dan
berubah kembali ke wujud semula sebagai raksasa.
Sementara
itu Kadarwati yang mendapat tugas mencari Amir Ambyah, di perjalanan bertemu
dengan pasukan Gumiwang, bawahan raja Purwakanda. Pertempuran tak bisa
dihindarkan. Raja Gumiwang tewas dalam pertempuran, sedangkan putrinya, Dewi
Rukanti menjadi tawanan pasukan Kuparman. Kadarwati akhirnya berhasil bertemu
dengan Amir Ambyah. Amir Ambyah kemudian memerintahkan Dewi Rukanti dikawinkan
dengan Semakun, adik Muninggar (berarti adik ipar Amir Ambyah ). Seusai
perkawinan, mereka semua kembali ke Kuparman. Di Kuparman, Dewi Isnaningsih,
istri Amir Ambyah telah berputra laki-laki dan diberi nama Hasimkatamsi.
Demikian pula Jetumkamarrukmi, istri Sayid Ibnuumar juga telah berputra
laki-laki diberi nama Arismunandar.
Perang pun
kembali pecah di Purwakanda karena raja Purwakanda mendapat bantuan dari raja
Kasrukum dari negara Kosarsah. Pasukan gabungan itu segera menyerang pasukan
kuparman, hingga pasukan Kuparman terdesak. Malapetaka juga menimpa Amir
Ambyah. Ia terkena ilmu raja Kasrukum hingga matanza menjadi buta. Namun berkat
pertolongan pendeta Seh Kakimmaridin, mata Amir Ambyah dapat disembuhkan.
Kini Hasimkatamsi dan Arismunandar maju ke medan perang. Mereka dapat menangkap patih Jedi, takluk, lalu diserahkan kepada Amir Ambyah. Raja Kasrukun kemudian minta bantuan raja Kulhibadir, dari negara Betarti. Perangpun berkecamuk kembali. Namun akhirnya pasukan Kuparman Berhasil mengalahkan pasukan lawan. Raja Purwakanda, raja Kosarsah dan raja Betarti tewas dalam pertempuran. Sedangkan raja Nusirwan dan segenap pasukannya lari minta bantuan ke negara Ngambar Kustub.
Kini Hasimkatamsi dan Arismunandar maju ke medan perang. Mereka dapat menangkap patih Jedi, takluk, lalu diserahkan kepada Amir Ambyah. Raja Kasrukun kemudian minta bantuan raja Kulhibadir, dari negara Betarti. Perangpun berkecamuk kembali. Namun akhirnya pasukan Kuparman Berhasil mengalahkan pasukan lawan. Raja Purwakanda, raja Kosarsah dan raja Betarti tewas dalam pertempuran. Sedangkan raja Nusirwan dan segenap pasukannya lari minta bantuan ke negara Ngambar Kustub.
18. Menak Kustub
Sebelum
kembali ke Kuparman, Amir Ambyah mengangkat Pirngadi, putra raja Lamdahur
menjadi raja di Purwakanda. Sedangkan Semakun dirajakan di negara Gumiwang.
Amir Ambyah juga menugaskan Semakun untuk menyusul raja Nusirwan ke ngambar
Kustub. Namun Batiakbar, raja Ngambar Kustub mempertahankan Nusirwan untuk
tetap berada di negaranya. Terjadilah peperangan. Prajurit Ngambar Kustub yang
terdesak, masuk dan bertahan di dalam kota.
Amir Ambyah
menyuruh Kadarwati dengan pasukannya menyusul ke Ngambar Kustub. Kedatangan
Kadarwati dan pasukannya disambut oleh pasukan wanita Ngambar Kustub dibawah
pimpinan Dewi Ngumyumhadikin, adik raja Bariakbar. Akhir peperangan, Dewi
Ngumyumhadikin dan pasukannya tunduk pada pasukan Kadarwati. Raja Bariakbar dan
raja Nusirwan berhasil lolos, lari minta perlindungan ke negara Tasmiten.
Tak berapa
lama kemudian, Amir Ambyah menyusul ke Ngambar Kustub. Ia segera menikahkan
Hasim Katamsi dengan Dewi Ngumyumhadikin. Kemudian menyerang negara Tasmiten
dan berhasil mengalahkan pasukan Tasmiten. Raja Johan Pirmar mengaku tunduk
pada Amir Ambyah. Dewi Permani, putri raja Johanpirman kemudian dinikahkan
dengan Arismunandar. Raja nusirwan berhasil meloloskan diri ke negara Pirkaras,
meminta perlindugan raja Banukarjis. Namun selalu diikuti pasukan Kuparman
dibawah pimpinan raja Kuskekel. Sementara itu patih Bestak mengirim utusanuntuk
meminta bantuan Salsal, raja negara Kalakodrat. Umarmaya yang merasa jengkel
terhadap kelakuan Bestak yang tak jera-jeranya mengupayakan kematian Amir
Ambyah, segera ke Medayin menyamar sebagai tukang masak. Patih Bestak
disembelih lalu dimasak dan dipersembahkan kepada raja Nusirwan yang menikmati
dengan lezat. Setelah Nusirwan mengetahui yang dimakan adalah daging patih
Bestak, ia lalu sakit dan akhirnya meninggal. Umarmaya kemudian meninggalkan
negara Medayin.
19. Menak Kalakodrat
Hirman,
putra Nusirwan dinobatkan oleh amir Ambyah menjadi raja Medayin dan Bahtiar,
anak Bestak dijadikan patih. Sementara Hurmus, adik himan dijadikan raja di
negara Ngawuawu. Tak jauh berbeda dengan tabiat orang tuanya, Patih Bestak,
bahtiar berhasil membujuk Hirman untuk berbalik haluan melawan Amir Ambyah.
Pasukan Medayin bersama dengan pasukan Kalakodrat kemudian mengepung Mekah.
Amir Ambyah segera mengerahkan pasukan ke Mekah, dan pertempuran pun pecah.
Pasukan Kalakodrat kalah, mereka melarikan diri kembali ke negaranya. Raja
Hirman pun ikut lari ke negara Kalakodrat. Raja Salsal yang merasa ditipu oleh
Bahtiar, segera menangkap patih Medayin itu dan dijebloskan ke penjara. Raja
Hirman yang tidak tahan tinggal di Kalakodrat, akhirnya meninggalkan negara
tersebut dan menyerahkan diri kepada Amir Ambyah. Amir Ambyah kemudian
mengerahkan pasukan menyerang Kalakodrat. Raja Salsal kalah, lalu tunduk pada
Amir Ambyah.
20. Menak Sorangan
Hunukmarjaban,
panglima Kalakodrat tidak mau tunduk kepada Amir Ambyah. Ia bersama Bahtiar
lari minta bantuan ke negara Sorangan. Pasukan Kuparman terus mengejar ke
sorangan. Rustamaji, putra Amir Ambyah dengan Dewi Marpinjun yang maju perang
melawan Gajimandalikahuktur, raja Sorangan akhirnya gugur dalam pertempuran.
Jenasahnya di makamkan di Kuparman. Atasaji kemudian menggantikan ayahandanya
menjadi raja.
Sementara
itu Sayid Ibnuumar yang sedang berburu di hutan bertemu dengan Raja Marjaban
dan Bahtiar. Ibnuumar terperangkap, lalu ditangkap diikat dan kemudian
diserahkan kepada raja Gulangge di negara Rokan. Raja Ibnuumar akhirnya
mendapat penghormatan, sedangkan Bahtiar ditangkap dan dipenjarakan.
Mengetahui
raja Ibnuumar berada di Rokan, prajurit Kuparman dipimpin Pangeran Kelan dan
raja Burudangin menyusul ke negara Rokam. Raja Gulangge ingin mencoba kesaktian
Amir Ambyah. Amir Ambyah pun segera pergi ke Rokam setelah lebih dulu
menundukkan negara Sorangan dan membunuh raja Gajimandalikahuktur. Amir Ambyah
segera berperang melawan raja Gulangge. Raja Gulangge kalah dan menyatakan
tunduk pada Amir Ambyah. Bakhtiar yang berhasil keluar dari penjara, bersama
anak raja Marjaban melarikan diri ke negara Jaminambar.
21. Menak Jamintron
Tersebutlah di
negara Jamintoran, Dewi Julusulasikin putri raja Sadarngalam tenderita sakit.
Raja mendapat wangsit, bahwa putrinya dapat sembuh bila mandi di telaga
Iskandar di taman Jaminarab. Dengan disertai pasukan pengawal, Julusulasikin
pergi ke negara Jaminarab.
Sementara
itu Pangeran Kelan yang sedang berburu tersesat sampai di Jaminarab dan bertemu
dengan Julusulasikin. Kelan kemudian diajak pulang ke Jamintoran, yang atas
kehendak raja Sudarngalam dipertunangkan dengan Julusulasikin. Belum lama Kelan
berada di Jamintoran, Raja Kaharngalam dari negara Rulmuluk, bawahan Jamintoran
membangkang. Kelan lalu pergi ke Rulmuluk. Terjadilah peperangan. Raja
Kaharngalam kalah, lalu tunduk.
22. Menak Jaminambar
Amir Ambyah
mengutus Umarmaya untuk mencari Pangeran Kelan. Perjalanan Umarmaya sampai di
negara Jaminambar dengan raja bernama Rabussamawati. Raja Jaminambar ini
mengaku sama dengan Tuhan, Sedangkan raja-raja bawahannya sebagai malaekat.
Umarmaya tinggal sebentar di negara tersebut lalu melanjutkan perjalanan ke
Jamintoran, bertemu raja Sidarngalam dan Pangeran Kelan.
Umarmaya kemudian kembali ke Rokam dan memberitahukan kepada Amir Ambyah mengenai keadaan di negara Jaminambar. Amir Ambyah segera mengerahkan pasukan untuk menyerang Jaminambar. Rabussawati juga telah mempersiapkan pasukan untuk menghadapi serangan lawan. Pertempuran pun berkobar dengan Hebat. Dengan bantuan pasukan Jamintoran, pasukan Kuparman berhasil mengalahkan pasukan Jaminambar. Raja Rabussawati tewas dalam peperangan.
Umarmaya kemudian kembali ke Rokam dan memberitahukan kepada Amir Ambyah mengenai keadaan di negara Jaminambar. Amir Ambyah segera mengerahkan pasukan untuk menyerang Jaminambar. Rabussawati juga telah mempersiapkan pasukan untuk menghadapi serangan lawan. Pertempuran pun berkobar dengan Hebat. Dengan bantuan pasukan Jamintoran, pasukan Kuparman berhasil mengalahkan pasukan Jaminambar. Raja Rabussawati tewas dalam peperangan.
Setelah
Jaminambar tunduk, Amir Ambyah lalu datang ke Jamintoran, menikahkan Pangeran
Kelan dengan Dewi Jurusulasikin.
23. Menak Talsamat
Amir Ambyah
kedatangan pendeta dari Ngajam yang baru saja mengembara dari tanah Arab.
Pendeta itu menceritakan kelahiran Nabi Muhammad, dan bahwa syariat Nabi
Ibrahim diganti dengan syariat Nabi Muhammad. Amir Ambyah amat tertarik hatinya
hendak bersujud pada Nabi Muhammad, tetapi ia hendak menetapi kewajibannya dulu
sebagai prajurit Allah menumpas pendurhaka dunia.
Amir Ambyah
lalu menyerang negara Mukabumi, Pildandani dan Talsamat. Negara-negara tersebut
berhasil itundukkan, namun prajurit Amir Ambyah banyak yang gugur dalam
peperangan. Menurut raja Gulangge, telah tidak ada lagi negara yang pantas
diserang. Maka Amir Ambyah lalu pulang ke Medinah, hendak menjadi sahabat Nabi
Muhammad. Prajurit yang masih hidup, diperintahkan turut serta.
24. Menak Lakat
Kedatangan
Amir Ambyah di Medinah disambut dengan penghormatan oleh Nabi Muhammad. Amir
Ambyah dan para pengiring lalu berganti syariat. Baru beberapa waktu Amir
Ambyah berada di Medinah, raja Hirman dari Medayin mengerahkan pasukan
mengepung Medinah hendak membinasakan Nabi Muhammad. Amir Ambyah kembali maju
perang dan menghancurkan pasukan Medayin. Raja Hirman lari minta bantuan ke
negara Lakat. Raja Lakat kemudian mengirikan pasukan untuk mengepung Medinah.
Terjadilah pertempuran antara pasukan Lakat melawan pasukan Arab.
Pada saat perang berkecamuk, Raja Jenggi dan pasukannya datang membantu pasukan Lakat. Dalam pertempuran tersebut Amir Ambyah gugur karena siasat raja Jenggi. Nabi Muhammad berhasil lolos, kemudian bersembunyi di dalam goa, sementara pasukan Arab bercerai berai.
Pada saat perang berkecamuk, Raja Jenggi dan pasukannya datang membantu pasukan Lakat. Dalam pertempuran tersebut Amir Ambyah gugur karena siasat raja Jenggi. Nabi Muhammad berhasil lolos, kemudian bersembunyi di dalam goa, sementara pasukan Arab bercerai berai.
Pada wakti
itu Baginda Ngali, panglima pasukan Arab sedang sakit. Begitu mendengar bahwa
pamanda Amir Ambyah gugur di medan perang dan Nabi Muhammad lolos, seketika
sembuh dari sakitnya, lalu maju berperang. Ia berhasil menangkap raja Lakat dan
menundukkan pasukannya. Sedangkan raja Jenggi melarikan diri.
Sementara itu Dewi Kuraisin, putri Amir Ambyah dengan Dewi Ismayawati dari Ngajrak, menyusul ke Medinah langsung menghadap Fátimah, istri Nabi Muhammad. Setelah diberitahu bahwa Amir Ambyah dan Nabi Muhammad telah lama maju perang, ia segera menyusulnya. Setelah bertemu Nabi Muhammad dan diberitahu kalau ayahandanya, AMir Ambyah telah augur di medan perang ketika melawan raja Jenggi, Kuraisin jatuh pingsan. Setelah sadar, Kuraisin minta ijin untuk melawan raja Jenggi.
Dalam suatu pertempuran, Kuraisin berhasil mengalahkan raja Jenggi, mengikatnya dan menyerahkan kepada Nabi Muhammad. Raja Lakat dan raja Jenggi tidak dihukum mati. Mereka berdua hanya dicukur rambutnya da diharapkan bersedia berbakti kepada Allah Subhanahu Wa Taalla. Selang beberapa waktu kemudian, raja Hirman pun tunduk pada Nabi muhammad. Atas kehendak Nabi Muhammad, dewi Kuraisin dinikahkan dengan Baginda Ngali. Dari perkawinan tersebut lahir seorang putra laki-laki diberi nama Muhammad Kanapiyah, yang setelah dewasa menjadi raja di Ngajrak.
Sementara itu Dewi Kuraisin, putri Amir Ambyah dengan Dewi Ismayawati dari Ngajrak, menyusul ke Medinah langsung menghadap Fátimah, istri Nabi Muhammad. Setelah diberitahu bahwa Amir Ambyah dan Nabi Muhammad telah lama maju perang, ia segera menyusulnya. Setelah bertemu Nabi Muhammad dan diberitahu kalau ayahandanya, AMir Ambyah telah augur di medan perang ketika melawan raja Jenggi, Kuraisin jatuh pingsan. Setelah sadar, Kuraisin minta ijin untuk melawan raja Jenggi.
Dalam suatu pertempuran, Kuraisin berhasil mengalahkan raja Jenggi, mengikatnya dan menyerahkan kepada Nabi Muhammad. Raja Lakat dan raja Jenggi tidak dihukum mati. Mereka berdua hanya dicukur rambutnya da diharapkan bersedia berbakti kepada Allah Subhanahu Wa Taalla. Selang beberapa waktu kemudian, raja Hirman pun tunduk pada Nabi muhammad. Atas kehendak Nabi Muhammad, dewi Kuraisin dinikahkan dengan Baginda Ngali. Dari perkawinan tersebut lahir seorang putra laki-laki diberi nama Muhammad Kanapiyah, yang setelah dewasa menjadi raja di Ngajrak.
(Sumber: http://wayang.wordpress.com)
Terima kasih atas kunjungannya. Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar