Bahan Dasar : Kulit kerbau, dan Tanduk kerbau.
Wayang
Kulit Sasak berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Disebut Sasak
karena pembuatannya berasal dari etnis Sasak. Dahulu wayang Sasak dipergunakan
untuk berdakwah agama Islam di pulau Lombok. Sekarang dipertontonkan dan
untuk upacara adat, misalnya di masyarakat Malang kecamatan Gerung,
kabupaten Lombok Barat. Bentuk wayang Sasak mirip dengan wayang kulit
Gedog. Koleksi wayang kulit Sasak yang ada di Museum Wayang dibuat tahun
1925. Cerita wayang Sasak mengisahkan Amir Hamzah (paman Nabi Muhammad
SAW). Amir Hamzah dalam wayang kulit Sasak, namanya diganti sesuai
dengan nama indonesia (Jawa) yaitu Wong Agung Menak Jayengrana. Pedoman
yang dipakai huruf bahasa Jawa, diambil dari serat Menak karangan
Yosodipura.
DEWI RENGGANIS
Salah satu lakon
Dewi Rengganis adalah seorang putri jelita dari gunung argapura. Ia
adalah putri tunggal Datu Pandita. Sebagai putri gunung ia tumbuh mekar
bagaikan bunga. Konon dara jelita ini dibesarkan dari sari berjuta
bunga. Teman akrabnya adalah Kadar Manik, putri Sang Penguasa Jin di
gunung Argapura. Ada seorang pemuda Repatmaja namanya. Ia adalah putra
mahkota dari negeri Mekah.
Repatmaja putra dari Baginda Raja Agung Pangeran Jayengrana.
Pada suatu ketika Pangeran Repatmaja mengutus anak buahnya untuk
mengambil bunga ditaman. Yang ditemui tidak ada bunga-bunga yang mekar
karena sudah habis dipetik. Karena kejadian tersebut, maka Repatmaja
memerintahkan para Prajurit untuk menjaga taman tersebut, bersamanya.
Ketika penjagaan begitu ketat, datanglah Rengganis hingga membuat
Repatmaja terkejut dan keheranan. Akhirnya Dewi Rengganis dapat disergap
ketika sedang mencuri bunga.
Pada saat itu Repatmaja jatuh cinta dengan Rengganis. Sepulangnya
Rengganis, Raden Repatmaja merasa sedih dan menangis, namun Rengganis
berjanji untuk datang kembali esok hari. Keesokan harinya Dewi Rengganis
datang menepati janjinya. Pada pertemuan ini Raden Repatmaja mengajak
kawin. Mendengar ajakan Repatmaja Dewi Rengganis menyodorkan Dewi Kadar
Manik putri Prabu Mukaji dari Mukadam.
Setelah Dewi Rengganis menyodorkan Dewi Kadar Manik, Repatmaja minta
kepada Dewi Rengganis supaya Rengganis membuka bajunya dan berjanji
tidak akan menyentuhnya, jika ia menyentuhnya, supaya ia dilompati
kucing. Dewi Rengganis mengabulkan permitaan Repatmaja. Namun apa yang
terjadi, ketika Repatmaja melihat Rengganis sudah telanjang, tangannya
mulai usil ingin memegang Dewi Renganis, Dewi Rengganis tidak kalah
lincah, ia semakin menjauh dan terbang.
Akhirnya Raden Repatmaja jatuh pingsan dan Rengganispun turun lagi
dan merawat Repatmaja hingga sembuh kembali. Setelah ia sembuh ia
sama-sama membuktikan cintanya dengan memakan sirih, dan menukarnya
setelah dikunyah. Rengganispun pulang dan berjanji akan kembali lagi.
Di Keraton Mekah, Wong Agung Jayengrana mengadakan sidang
membicarakan penyakit yang diderita oleh Raden Repatmaja. Jayengrana
memerintahkan Maktal untuk memanggil Dewi Julung Sulasihin dan Raden
Repatmaja. Setelah datang Repatmaja ditanya sebab-sebab ia sakit. Disaat
taman sedang sepi, Rengganis datang menepati janjinya. Tetapi Rengganis
menemui taman dalam keadaan sepi. Rengganis langsung menuju Keraton
Mekah dengan menggunakan ilmu jin, menuju kamar tidur Raden Repatmaja.
Rengganis memprotes Raden Repatmaja yang mengingkari janji.
Setelah selesai pembicaraan, Rengganis pulang dan Raden Repatmaja
dibawa serta dengan seutas sabuk yang diikat pada pinggangnya. Setelah
sampai di tempat kediaman Rengganis, Repatmaja mengatakan ingin berguru
tentang ilmu kehidupan dan tata cara hidup. (by Wayang in Wayang Sasak)