Siap Mental
A.
Ingin
Tahu
Selamat! Anda ternyata
punya rasa ingin tahu yang tinggi. Buktinya, Anda mau membuka blog
ini. Mungkin sekedar iseng, tetapi paling tidak Anda telah berminat. Jika Anda meneruskan membaca artikel ini, yakin, Anda bakal menjadi penulis hebat.
Apa istimewanya artikel ini?
Padahal di artikel lain mungkin dijelaskan bahwa tak ada satu pun petunjuk
yang bisa menyulap Anda menjadi penulis dalam sekejap.
Anda benar! Tapi jangan su’uzon
dulu! Bukan artikel ini penyebabnya,
melainkan rasa ‘Ingin Tahu’ Anda.
Rasa ingin tahu itulah yang membuat Anda jadi ‘berminat’ dan ‘antusias’’,
mendorong Anda untuk mau mencari, bertanya, menyimak, menggali, dan menemukan.
Yang membuat Anda menjadi hebat.
Minat sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan seseorang (termasuk penulis), siapapun dalam
hal apapun dan di manapun. Para ahli bahkan membagi porsi antara minat, bakat
dan faktor lain. Mereka mengatakan, bahwa kesuksesan ditentukan oleh minat :
60%, bakat dan faktor lain : 40%. Pendapat lain, minat: 80%, bakat dan faktor lain: 20%. Ada yang lebih ekstrim lagi, minat: 95%,
bakat dan faktor lain: 5%. Bahkan kalau
faktor lain ini dibagi lagi, porsi untuk bakat hanya 1%.
Mana yang benar?
Barangkali hal itu tidak perlu dibahas panjang lebar karena kita tidak sedang
belajar hitung-hitungan. Yang jelas, dari beberapa pendapat pada paragraf di
atas dapat diambil kesimpulan, bahwa minat jauh lebih dominan dibanding bakat.
Makanya, sangat tidak beralasan jika Anda mengatakan, tidak punya bakat. Atau
awalnya Anda memang tidak berbakat
menulis tapi setelah Anda coba ternyata Anda adalah penulis berbakat.
Teruskan rasa ingin tahu
Anda dengan menggunakan metode 5W+1H (What? Who? Where? When? Why? + How?).
Rumus ini bisa dijadikan resep awal untuk mencoba menulis. Bersiap-siaplah!
Akan tiba saatnya nanti ‘menulis’ akan
menjadi sebuah ‘kebutuhan’.
Anda butuh menulis karena
ada yang mendorong dari dalam. Aneka kejadian dan peristiwa simpang siur dalam
otak, membuat pusing jika tak segera diuraiakan dalam tulisan. Dada disesaki
fatwa-fatwa, yang akan terus beranak pinak kalau tak buru-buru dicurahkan lewat
kata-kata dan kalimat. Jiwa gelisah dihantui rasa bersalah apabila tak bergegas
berbagi kepada pembaca.
Orang bijak berkata,
“Menjadi orang berguna jauh lebih penting daripada sekedar menjadi orang
penting.” Bagaimana kalau kita tak punya rasa ingin tahu, tak mau tahu atau tak
perlu tahu? Cuek bebek? Apatis?
Kalau demikian halnya tak
banyak yang bisa kita katakan, sia-sia saja.
B.
Percaya
Diri
‘Mengapa
Anda masih juga merangkak di saat Anda seharusnya terbang?’
Tidak ada sesuatu di dunia
ini yang sempurna. Mesti ada kekurangan dan kelebihannya. Setiap orang punya potensi yang sama untuk
menulis. Kalaupun ada yang sukses dan yang gagal, itu tergantung dari masing-masing individu dalam menyikapi potensi
terpendam mereka.
Orang yang sukses itu
adalah orang yang mampu mengusir rasa cemas dan menghadirkan berjuta-juta
harapan. Mau dan berani menantang diri sendiri, sadar akan potensi yang dimiliki dan berhasil mengolahnya
dengan baik. Sebaliknya, orang yang gagal umumnya adalah orang yang terlalu
menghawatirkan kekurangan yang sebenarnya sangat manusiawi dimiliki oleh setiap
orang.
Berjalanlah dengan kepala
tegak! Tumbuhkan rasa percaya diri Anda!
Katakan bahwa Anda juga bisa! Kalau
tidak berarti Anda telah kalah sebelum berperang. Akibatnya
seumur hidup Anda tak akan pernah mau mencoba menulis, dan penulis-penulis baru
takkan pernah lahir.
Kalau sudah begitu, siapa
yang akan bertanggung jawab membawa tongkat estapet sampai putaran berikutnya?
Siapa yang akan melestarikan dongeng-dongeng turun-temurun yang penuh dengan
pesan-pesan moral itu? Siapa yang akan mengabadikan kisah hari ini untuk dibaca
kelak dalam buku-buku sejarah, sepuluh atau seratus tahun yang akan datang?
Kehawatiran itu rupanya
yang mengilhami salah seorang penulis kondang kita, Gola Gong, memberi judul
salah satu bukunya, Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup (Maximalis 2007).
Salah satu cara untuk
menumbuhkan rasa percaya diri coba renungkan beberapa pepatah berikut ini:
§
Jangan takut maju walau dengan sangat
perlahan, justeru takutlah jika Anda diam sama sekali.
§
Berani itu adalah kepandaian
menyembunyikan rasa takut.
§
Kalah coba menang coba.
Bagaimana orang lain mau
percaya kalau Anda sendiri tak percaya diri? Bagaimana Anda berani memastikan
diri, bisa atau tidak bisa, kalau Anda belum
berusaha?
C.
Bebaskan
Diri
Allen
Ginsberg: Tidak usah beranalisa, menulis ya menulis saja!
Tulisan yang baik itu
tentu harus enak dibaca, jelas arahnya dan pesannya sampai ke pembaca. Baik itu tulisan yang bertujuan untuk
memberi pengetahuan, menyampaikan informasi maupun sekedar untuk menghibur. Ada
patokan dan kaidah-kaidah yang harus diikuti. Hukum logika, sistimatika,
bahasa, teknik dan lain sebagainya. Aih...! ribet, dong! Belum apa-apa sudah
didikte begitu-begini.
Bebaskan diri Anda!
Lupakan dulu semua remeh-temeh di atas! Semua itu gampang dipelajari. Yang
terpenting sekarang ini adalah Anda mulai
menulis, terus menulis dan jangan berhenti menulis.
Khusus menulis fiksi, yang
paling berperan adalah imajinasi. Imajinasi itu tak terbatas, bebas
sebebas-bebasnya. Itulah sebabnya menulis fiksi sangat mengasyikkan. Anda bisa
mewujudkan mimpi-mimpi Anda. Anda bisa menjadi siapa saja yang diinginkan,
kemana saja Anda mau dan melakukan apa saja yang disukai.
Anda bisa membuat pesawat
super canggih untuk dikendarai di Planet Mars. Anda dapat merancang pakaian
dasar laut untuk bisa melamar pekerjaan menjadi pengawal pribadi Nyi Roro Kidul
di laut selatan. Anda bebas menerobos lorong waktu, kembali ke masa lampau
untuk mencegah terjadinya perang Paregrek. Bahkan, Anda tidak dilarang
mengembara ke masa depan untuk menukar pecel lele dengan robot multi fungsi. Nah,
ceritakan dan tulis itu!
Menulislah dengan
perasaan, koreksi dengan fikiran.
Josip Novakovich, penulis fiksi
asal Kroasia adalah peraih benyak penghargaan di Amerika serikat. Ia mengawali
kariernya dengan menulis ratusan halaman tentang apapun yang ia pikirkan dan
bayangkan, tanpa peduli apakah tulisannya runut, runtut, indah, terstruktur
atau tidak. Tapi lama-kelamaan dia bisa mengembangkan karakter, latar, plot dan
akhirnya menjadi sebuah cerita yang baik.
Seperti menambang pasir di
sungai, kapan dapat pasir banyak jika harus meraba-raba dalam air, memilih dan
memisahkan pasir dengan benda lain? Keruk saja, angkat dan tuang! Tumpuk
sebanyak-banyaknya! Kalau ada beling, batu, kerikil atau sampah yang terbawa,
abaikan saja dulu! Nanti ketika akan Anda gunakan baru diayak.
Apa lagi yang Anda tunggu?
Mulaikanlah! Anda dibebaskan seperti burung yang terbang di angkasa sana.
D.
Pantang
Menyerah
Thomas
Alfa Edison: Saya tidak pernah menyerah sampai harus melakukan 9.000 kali
percobaan sebelum akhirnya listrik ditemukan.
Dalam sebuah film
diceritakan, penulis sekaliber Shakespeare pun tidak menulis sekali jalan
langsung jadi. Berjam-jam ia duduk di belakang meja tulisnya, belum juga
menemukan kalimat yang pas. Kertas penuh coretan sana-sini. Saking jengkelnya,
kertas pun diremas lalu dilempar. Menulis lagi dari awal, kertasnya diremas
lagi, dilempar lagi. Berulang-ulang sampai bak sampah tak muat, lantai kamar
pun berubah menjadi lautan bola kertas.
Lalu apa yang terjadi
selanjutnya? Apakah Shakespeare menyerah atau alih profesi? Ternyata tidak, Shakespeare sadar bahwa ia
sedang tidak mood. Ia tinggalkan meja
tulisnya. Keluar jalan-jalan menghirup udara segar.
Hanya sebentar, sebuah
insiden kecil mengilhaminya. Dengan tergesa-gesa ia kembali ke meja tulisnya,
tangannya menulis seperti kesurupan, idenya mengalir bak air bah. Tak terbendung.
Lembar demi lembar ditulisi dengan cepat. Dan..., yak! Setumpuk konsep ia
selesaikan dalam waktu singkat.
Kahlil Gibran, penyair
Lebanon yang amat terkenal itu, konon membutuhkan waktu 1 tahun memikirkan
judul salah satu bukunya. JK.Rowling butuh 5 tahun untuk merampungkan novelnya
yang best seller, Harry Potter and The Soccerers
Stone, dan kemudian berjuang keras
selama 3 tahun untuk menemukan penerbit yang mau menerbitkan bukunya tersebut. Romo
Mangun Wijaya memerlukan waktu 7 tahun untuk mengoreksi novelnya yang berjudul Burung-Burung Manyar. Lebih gila lagi,
puisi Aku yang terdiri dari beberapa
baris itu, diendapkan dulu oleh Khairil Anwar selama 13 tahun.
E.
Keteguhan
Hati
Isak
Dinesan : Aku menulis saban hari tanpa berharap dan tanpa putus asa.
Tanpa keteguhan hati, kita
gampang dipengaruhi. Niat awal mudah berbelok arah. Peluang di depan mata bisa
hilang seketika. Tidak punya pendirian dan tak memiliki keteguhan hati, bak air
di daun talas.
Begitupun dengan menulis,
kalau tak bertekad bulat, bisa-bisa putus di tengah jalan. Godaan pertama
datang dari dalam diri sendiri, malas. Hati berbisik, “Adduuh...! ternyata menulis susah. Sudah sekian jam duduk belum ada
satu kata pun yang ku tulis. Dan kalaupun tulisanku ini jadi, apa layak dibaca
orang? Aah..., mending main PS!”
Belum lagi godaan dari
luar, seorang teman datang menghasut, “Hei,
Friend! Ngapain pusing-pusing nulis? Sekarang mah, pengarang dah bejibun. Buku
yang sudah jadi masih banyak yang belum laku. Jangan latah, ah! Ayu Utami, Jenar
Mahesa Ayu, Habiburrahman, Andrea Hirata dan lain-lain itu, memang sudah dari
sononya ditakdirkan jadi penulis. Sementara kamu..., hari gini baru mulai...?
Apa kata dunia...? Kesiangan kali, men! Mending kita pergi mancing, yok!”
Type orang bermacam-macam.
Salah satu di antaranya adalah orang yang sanggup bertahan di pusat badai.
Teguh pada prinsip yang dipegang. Godaan-godaan yang mungkin terjadi, seperti
contoh pada paragraf di atas, harus bisa dilawan.
F.
Menjadi
Diri Sendiri
JK.
Rowling : Tuliskanlah hal-hal yang yang kamu ketahui; tentang pengalaman dan
perasaanmu sendiri.
Pelangi tak akan menjadi
indah jika hanya terdiri dari satu warna.
Nyanyian yang merdu tentu tersusun dari beberapa nada yang berbeda. Dan makanan
akan terasa lezat setelah dicampur dengan aneka bumbu. Alangkah menjemukannya dunia ini jika semua
yang kita lihat berwarna sama, apa yang kita dengar tak berirama, dan semua
yang kita makan rasanya itu-itu saja, manis semua atau asam semua.
Lalu apa yang membuat Anda ragu menjadi ungu,
setelah sejumlah orang masing-masing menjadi merah, jingga, kuning, hijau, biru
dan nila? Mengapa Anda menolak menyanyikan ‘do’, sementara orang-orang sudah
memegang, ‘re’, ‘mi’, ‘fa’, ‘sol’, ‘la’, ‘si’?
Dan mengapa Anda tak mencoba menjual garam, ketika toko sebelah kiri
kanan Anda masing-masing menjual gula dan asam jawa?
Jadilah diri sendiri.
Jika Anda selalu meniru
orang lain maka Anda tak akan pernah dikenal orang. Justeru yang makin dikenal
dan terkenal adalah orang yang Anda tiru itu. Di samping itu, alangkah
tersiksanya ketika Anda harus menjadi orang lain; berniat, berfikir, berprilaku
dan bertindak menggunakan hati, otak, jiwa dan raga orang lain.
Jiwa sendiri tergadai,
bathin tertekan dan fikiran dipasung. Hidup di bawah intervensi dan bayang-bayang orang lain itu konyol.
Lihat sekeliling Anda!
Ebit G. Ade di kenal orang
sebagai Ebit. Bukan sebagai Iwan Fals, Chrisye atau Franky, apalagi sebagai
Rhoma Irama, begitu juga sebaliknya. Mereka itu adalah orang-orang yang
fenomenal dan legendaris karena ke-khas-an mereka, satu-satunya di dunia, eksis
pada ciri yang mereka punya, menjadi diri mereka sendiri.
Siapa tak kenal Inul
Daratista, Vetty Vera atau Uut Permatasari? Nah, tu Anda juga mengenalnya, kan? Tentu saja karena hampir semua orang
mengenalnya. Mengapa? Sekali lagi, jawabannya karena mereka menjadi diri mereka
sendiri, tidak meniru satu sama lainnya. Goyang ngebor, patah-patah dan kaki
ditekuk sebelah adalah identitas mereka. Lalu kalau ada yang meniru mereka, apa
kata orang? Lihatlah! Ternyata ada Inul
Dua, Inul Tiga, Inul Empat dan sterusnya. Sementara si penirunya sendiri
tak pernah disebut-sebut.
Orang-orang tersebut di
atas adalah orang-orang spesial. Sengaja dihadirkan dalam tulisan ini untuk
mempertegas arti ‘menjadi diri sendiri’. Begitu juga dengan penulis. Pada bab
terakhir buku ini bisa Anda lihat nanti, mereka memilih tema, gaya bahasa dan teknik
bercerita dengan gaya berbeda-beda. Sampai-sampai ketika membaca karya mereka,
rasa-rasanya kita dibawa ke negeri asing dengan susunan atmosfir yang berbeda.
Come
on, Men! Ajak pembaca
ke duniamu dengan caramu!
G.
Setia
Pada Jadwal
Rummi:
Menulislah secara teratur dan terjadwal.
Berapa menit dibutuhkan
untuk menulis satu halaman kwarto? Atau berapa lembar kertas F4 bisa ditulisi
dalam satu jam? Untuk urusan target-targetan seperti ini tidak bisa ditentukan.
Persis seperti orang memancing di sungai. Ada saat baru beberapa menit melempar
mata kail kita sudah dapat satu ekor ikan. Saat berikutnya situasinya lain
lagi, satu jam umpan berendam malah tak seekor ikan pun mau nyamperin. Apa artinya itu? Silahkan
Anda simpulkan sendiri.
Begitu juga halnya dengan
menulis. Misalnya kita benar-benar sudah pasang niat untuk menulis. Memilih
tempat khusus yang tersembunyi dan nyaman, menenteng laptop, mematikan HP,
berbekal satu teko teh dan beberapa bungkus camilan siap ‘bertarung’ untuk
menyelesaikan sebuah cerpen. Namun apa yang terjadi kemudian? Ternyata tak
sesuai dengan apa yang diharapkan, duduk berjam-jam namun tak satu kalimat pun
yang tergores.
Sebaliknya, saat kita
iseng, sambil membantu ibu ‘nungguin’ kios di sebelah pangkalan ojek, kita
justeru dapat menulis berlembar-lembar. Ide mengalir dengan lancar, bahasa
lepas begitu saja seperti melompat dengan sendirinya. Dan, yes! Sebuah cerpen jadi dengan begitu mudahnya. Siapa yang dapat
menduga sebelumnya?
Jadi, dari
paragraf-paragraf di atas dapat disimpulkan, kita tak bisa memprediksi kapan, berapa
lama dan di mana sebaiknya kita dapat menyelesaikan sebuah cerpen0. Oleh karena
itu, asal sudah, Anda sebaiknya menyusun jadwal. Jadwal tersebut harus Anda isi
dengan rutin, kommit dan setia padanya.
(Artikel ini adalah penggalan dari naskah admin yang diikutkan sayembara setahun yang lalu. Tapi rupanya keberuntungan sedang tak berpihak, naskah inipun terdepak.
Mengingat capeknya saat meramu naskah ini, ketimbang mubazir, akhirnya admin memutuskan untuk membaginya lewat blog ini. Semoga bermanfaat!)
***......................................................................................................****
Tampilan posting sengaja admin batasi. Jika ingin membaca selengkapnya dan berniat tinggalkan komentar, silahkan klik judul dari postingan di atas. Selanjutnya akan tampil kotak komentar di bawah postingan.
Demikian Kabar dari Seberang kali ini...tunggu kabar selanjutnya!
Terima kasih atas kunjungannya. Semoga bermanfaat !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar